2018: Tahun Awal suatu Era Baru*
Seabad yang lalu, kebanyakan warga Amerika hidup seperti kebanyakan manusia di jaman kuno. Sebagaimana dikatakan Robert Gordon dalam “The Rise and Fall of American Growth”, tidak banyak dari mereka punya tempat cuci di dalam rumah, atau listrik, atau punya mobil. Urusan sehari-hari mereka dalam menyiapkan makan atau mencuci pakaian adalah menyiapkan kayu bakar atau mengangkut air yang melelahkan. Mulai era 1920an berbagai hal mulai berubah, saat listrik dan peralatannya melengkapi rumah tangga, infrastruktur berkembang, dan toko-toko eceran merebak dan membuat perubahan besar dalam pola hidup rumah tangga. Pekerja pabrik pun bisa bekerja lembur dan bekerja di shift malam, kehidupan kota, dan bangkitnya wanita pekerja. Ini merupakan revolusi kehidupan yang dahsyat, bahkan lebih besar dibanding revolusi digital yang kita alami beberapa dekade berselang.
Padahal sebenarnya, di awal tahun 2018 ini, dunia sedang memasuki era baru seperti yang dialami Amerika seabad lalu. Kita sedang di persimpangan menuju perubahan maha besar dalam berbagai hal sekaligus: cara kita “berkomputer”, cara kita memproduksi barang dan jasa, dan secara umum, bagaimana kita menggerakkan perekonomian. Berbagai “gelombang besar” teknologi kini sudah nampak di“ufuk timur”, dan akan menjadi penentu kehidupan manusia pada dekade 2020an. Jika kita ingin “survive” di masa mendatang, kita juga harus terjun ke dalam gelombang-gelombang besar ini sekarang.
Dunia Pasca “Moore’s Law”
Lebih dari lima dekade, dunia teknologi mengamini hukum “Moore” (Gordon Moore adalah salah seorang pendiri Fairchild Semiconductor & Intel), yang menyatakan bahwa setiap tahun akan terjadi pelipatan kemampuan dalam memasukkan jumlah prosesor komputer ke dalam silicon chips, pelipat-gandaan kemampuan komputer, dan selanjutnya terjadi berbagai revolusi dari aplikasi komputer, dan pada gilirannya menghasilkan lompatan-lompatan dalam produk, jasa, pasar dan perekonomian. Inilah yang melahirkan para entrepreneur berbasis teknologi, yang mengambil-alih posisi para entrepreneur industri di era sebelumnya.
Namun, kita perlu mencermati bahwa era “Moore’s Law” sepertinya akan usai, karena dasar dalam persaingan dunia kita sedang bergeser dari aplikasi teknologi, kembali ke upaya-upaya memperbaiki teknologi yang sudah ada. Yang paling mendasar adalah upaya-upaya untuk berinovasi (memperoleh nilai tambah lebih besar) dari berbagai teknologi yang telah ada.
Sebagai contoh, Google dan Microsoft telah mulai membuat chips mereka sendiri, yang ditujukan untuk mengoptimalkan proyek-proyek kecerdasan buatan mereka. Sepertinya mereka sedang merintis terobosan-terobosan untuk menuju ke arsitektur komputasi yang secara fundamental baru sama sekali, misalnya pengembangan komputasi “quantum” atau “neuromorphic”.
Berbagai perusahaan pelopor inovasi lainnya, seperti IBM atau Intel, bahkan bisnis pemula seperti Rigetti dan D-Wave telah menggelontorkan milyaran dollar untuk hal ini, dan sepertinya beberapa akan dikomersialkan menjelang dekade 2020 mendatang. Berbagai pelaku industri dunia yang inovatif sudah meneken kontrak dengan mereka. Teknologi-teknologi inovatif seperti di atas, selain akan menjadi gelombang yang besar yang menyapu para pelaku ekonomi yang tidak ikut berubah, juga diperkirakan akan menawarkan dunia dan kehidupan yang berbeda, penuh kejutan; sekalipun barangkali memerlukan waktu setidaknya satu dekade, untuk menjadi bagian dari kehidupan yang “baru”.
Revolusi Energi
Sejak Jimmy Carter memasang sebuah panel surya di Gedung Putih pada tahun 1979, energi terbarukan diangkat menjadi issue politik global. Para pegiat lingkungan terus mendorong digunakannya energi surya dan energy bayu demi “menyelamatkan” dunia. Mereka yang skeptic menganggap wacana tersebut sebagai beban tambahan bagi perekonomian, yang hanya disukai oleh para “pemimpi” lingkungan.
Hari ini, kita berada di persimpangan jalan menuju energy terbarukan. Biaya energi terbarukan dengan drastis terus turun, dan diperkirakan dalam dekade mendatang akan menjadi lebih murah dibandingkan energi “fossil” yang selain mencemari, juga akan bakal habis. Diperkirakan pada 2022, mobil-mobil listrik akan menjadi lebih murah dibandingkan mobil konvensional (BBM). Kita sedang memasuki era, dimana para ekonom dan pegiat lingkungan berjalan seiring dan searah. Memang masih tersisa tantangan teknologi dalam baterai penyimpan energi, dimana teknologi yang kita sudah kenal sepertinya telah mendekati batas teoritis untuk dikembangkan kapasitasnya. Untungnya, berbagai riset besar-besaran untuk menemukan teknologi baterai baru sepertinya telah mulai menampakkan terobosan-terobosan. Salah satunya adalah dari Joint Center for Energy Storage Research (JCESR), Argonne National Laboratory di Amerika Serikat.
Dari Bits Menuju Ke Atom
Sekalipun inovasi di era awal abad lalu telah mengubah praktis semua segi kehidupan manusia, namun kualitas kehidupan manusia pada awalnya belum berubah banyak. Harapan hidup manusia masih berkisar di angka 50 tahunan, manusia yang meninggal karena infeksi masih tinggi karena antibiotic belum ditemukan. Pada era pasca Perang Dunia II di awal 1950an, barulah transformasi dari inovasi dunia menunjukkan hasil bagi masyarakat luas. Selain usia harapan hidup yang bertambah secara signifikan; toilet di dalam rumah, mobil, TV, dan telepon hadir di kehidupan rumah tangga umumnya.
Setelah itu, revolusi inovasi digital sebenarnya tidak terlalu berdampak pada kualitas kehidupan masyarakat. Produktivitas ekonomi tidak berkembang terlalu besar, dan angka harapan hidup manusia juga tidak lagi meningkat banyak sejak tahun 1970an.
Masa depan sepertinya akan menjadi lebih cerah di era dekade 2020 mendatang, dengan akan segera lahirnya berbagai teknologi terobosan, yang akan mendorong berbagai inovasi beralih dari “bits” kembali ke “atom”. Teknologi dalam “material science” sepertinya akan merevolusikan cara kita membuat barang, sementara itu inovasi teknologi “genomic” dalam kesehatan, juga akan merevolusikan kesehatan; dimana penyakit-penyakit seperti kanker dan hemofilia akan bisa disembuhkan. Arsitektur baru komputasi, menjadi murahnya energi (terbarukan) dan berbagai kemajuan dalam kecerdasan buatan pada dekade 2020 mendatang, diyakini akan membawa lompatan baru bagi kehidupan manusia.
Selamat dari Terkaman Perubahan
Kalau kita menengok ke belakang kita melihat perusahaan-perusahaan hebat datang dan pergi. Di awal Millennium 2000, General Electric (GE) adalah perusahaan paling bernilai di se antero jagad. Hari ini GE tidak ada lagi bahkan di daftar perusahaan Top 50; dan pada saat yang sama, lima dari sepuluh besar perusahaan dunia:Alphabet, Amazon, Facebook, Tencent dan Alibaba adalah cuma perusahaan pemula, atau bahkan belum lahir. Jika trend sejarah berlanjut, bisa jadi sepuluh besar perusahaan dunia nanti di tahun 2028 adalah nama-nama yang kita belum pernah mendengar sekarang. Usia “harapan hidup” perusahaan-perusahaan hebat dalam daftar S&P 500 menunjukkan trend semakin pendek, dan menurut prediksi “Innosight”, 75% dari perusahaan di daftar S&P 500 akan digantikan dengan nama-nama baru. Sekalipun kita tahu sketsa masa depan di atas, mustahil untuk kita bisa mengerti implikasinya bagi kehidupan. Kalau kita tengok aplikasi-aplikasi dismartphone kita, sebagian besar pasti belum ada dalam radar pemikiran kita sepuluh tahun yang lalu.
Agar selamat, ketimbang berupaya meramalkan masa depan, lebih baik kita berupaya terus-menerus menjajaginya, dengan berdialog dengan pihak lain, bereksperimen dengan inovasi baru, teknologi baru, dan model bisnis baru; sehingga kita tetap waspada dan terhindar dari terkaman perubahan jaman.
Sama sejak seratus tahun lalu, inovasi saat ini juga merupakan hasil sinergi di antara simpul-simpul dan jejaring teknologi / inovasi baru. Perubahan besar dunia tidak datang dari “satu” invensi besar, tapi merupakan sinergi dan integrasi dari beberapa invensi besar. Jadi sekalipun dampak dari teknologi baru mungkin tidak langsung berdampak bagi kehidupan kita esok hari, kita mesti mengikuti setiap perubahannya, hari ini dan setiap hari.
Mereka yang selamat lolos dari terkaman perubahan tidak beradaptasi pada perubahan, mereka mempersiapkan diri untuk menghadapinya.
Selamat Tahun Baru 2018 & Salam Inovasi !
* Saduran bebas dari:
Greg Satell “Mapping Innovation”